6/23/2008

Peningkatan IPM Bogor Dinilai Lamban

Berkaitan dengan berakhirnya masa jabatan Bupati Bogor Agus Utara Effendi, Senin (23/6) DPRD Kabupaten Bogor menggelar rapat LKPJ di Ruang Paripurna DPRD Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil rapat tersebut salah satu hal yang mencolok menjadi pembahasan yakni mengenai indikator indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Bogor selama periode 2003-2007. Berdasarkan rencana strategis (renstra), angka IPM Kabupaten Bogor mengalami penurunan dari yang ditargetkan. Realisasi 2003 hanya 67,81 poin kemudian meningkat 70,18 point. Sementara ditargetkan IPM 2008 bisa tercapai 73,82 point atau selisih 3,64 point. Dengan demikian kenaikan IPM Kabupaten Bogor selama 2003-2007 rata-rata 0,59 point pertahunnya. Anggota panmus Arif Munandar menuturkan berdasarkan klasifikasi dari UNDP, daerah yang IPMnya rata-rata dibawah 1,5 point pertahun dikategorikan dalam tingkat pertumbuhan yang lamban. Tentu kondisi ini, kata Arif, sesungguhnya berawal dari terlalu optimisnya Porpinsi Jawa Barat dalam menetapkan target pencapaian IPM sebesar 80 point pada 2010. "Ketidaktercapaian ini tentu akan menjadi PR pansus untuk meminta pertanggungjawaban bupati mengenai permasalah apa saja yang mengakibatkan IPM tidak tercapai. Sebab itu bisa menjadi bahan kajian kedepannya atau PR untuk Bupati terpilih periode mendatang," jelas Arif. Selain IPM, masalah berkaitan dengan kondisi perekonomian menurut indikator PDRB memang melampaui target, tapi pada kesempatanyang sama jumlah pengangguran meningkat. Jumlah pengangguran 2003 mencapai 280.834, sedangkan 2007 sebesar 459.167. "Tentu ini juga akan menjadi bahan kajian," ujarnya. Sementara di bidang pendidikan usia lama sekolah 2003 rata-rata mencapai 6,18 tahun, sedangkan 2007 meningkat menjadi 7,11 tahun. Berarti secara rata-rata penduduk Kabupaten Bogor baru tamat SD dan belum mencapai rata-rata wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. "Tentu masalah pendidikan ini juga menjadi sorotan dan akan menjadi bahan kajian, sebab ini untuk memancing meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Kabupaten Bogor," paparnya. Dengan kondisi ini, kata dia, tentu pansus kana meminta bantuan badan eksekutif untuk mencari masalah apa yang terjadi pada lima tahun kepemimpinan Bupati saat ini. Ini pula yang akan menjadi evaluasi untuk pemerintah yang akan datang. (radarbogor)

6/19/2008

SAE Siap Dorong Investasi Di Kabupaten Bogor


Hari kedua Fokus Diskusi yang digelar Radar Bogor menghadirkan pasangan Sunmadjaya-Ace Supeli (SAE) . Berbagai permasalahan yang terus memayungi Kabupaten Bogor selama ini dibahas Sae bersama jajaran redaksi Radar Bogor, kemarin. Berikut ulasannya.

PASANGAN calon Bupati dan Wakil Bupati Bogor Sunmandjaya-Ace Supeli (SAE) bertekad membangun Kabupaten Bogor yang lebih baik ke depan. Ambisi tersebut, dituangkan dalam visi dan misi yang dijewantahkan dalam delapan program. Kedelapan misi itu, Pertama, memimpin dan membina Pemkab Bogor yang bersih, peduli, profesional, berwibawa, dan terpercaya dalam memberikan pelayanan publik yang partisipatif, berkualitas, efisien, efektif, dan transparan.
Kedua meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa menuju masyarakat madani. Ketiga meningkatkan kualitas kesehatan dan pemerataan kesempatan memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat terutama untuk kalangan tidak mampu.
Keempat meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan terutama untuk menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. Kelima meningkatkan peran serta dan pemberdayaan perempuan. Keenam meningkatkan perekonomian dengan mendorong tumbuhnya investasi yang berbasis industri, pertanian, pariwisata, sektor koperasi dan usaha kecil menengah.
Ketujuh, meningkatkan hubungan industrial antara pengusaha, pekerja/buruh dan lingkungan masyarakat sekitar yang harmonis, seimbang, dan saling menguntungkan. Kedelpan meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan.
“Mungkin akan ditambah lagi setelah mendapat masukan-masukan, termasuk dari jajaran redaksi Radar Bogor,” ungkap Sunmandjaya mengawali diskusi, kemarin.
Usai memaparkan visi dan misi, pasangan Sae pun langsung diserang berbagai pertanyaan, namun dengan lugas Sae menjawabnya. Terutama menyangkut masalah hubungan bilateral antara Kota dan Kabupaten Bogor yang sering muncul ke permukaan terkait konflik Terminal Laladon-Bubulak, dan juga masalah TPA Galuga.
Menurut Sunmandjaya kerjasama bilateral antara Kota dan Kabupaten Bogor sudah terjalin sejak lama. Bukan hanya dengan Kota Bogor, hubungan itupun juga sudah terjalin dengan daerah-daerah tetangga lainnya seperti Sukabumi, Cianjur, Depok dan Bekasi.
“Kedepan daerah-daerah tetangga harus dijadikan mitra membangun dan mengembangkan potensi daerah masing-masing. Bogor Kota dan Kabupaten bukan daerah penyangga, tetapi sebagai mitra pembangunan untuk daerah-daerah lainnya. Nah kedepan citra kualitas dan martabat masyarakat Kabupaten Bogor harus ditingkatkan, agar daerah lain mau diajak bermitra," tuturnya.
Membangun kemitraan itu kata Sumanjaya juga akan dilakukan di sektor pendidikan dan kesehatan. Selama ini kata dia rumah sakit dan pendidikan tak jarang dimanfaatkan oleh warga luar Kabupaten. Sebaliknya, tak sedikit warga kabupaten yang memanfaatkan fasilitas rumah sakit yang di Kota Bogor. “Meski kita sebenarnya lebih beruntung karena memiliki RSUD seperti rumah sakit Cibinong, Ciawi, Leuwiliang dan Cileungsi,” tandasnya.
Meski demikian Sunmanjaya menekankan semewah apun rumah sakit jangan mau jadi penghuni. Intinya lebih kepada menjaga kesehatan, mengingat luasnya wilayah kabupaten, Puskesmas gratis saja tetap masih menjadi beban jika biaya transportasi menuju Puskesmas mahal.
Maka ia berencana agar kedepan meneyediakan kesempatan luas bagi mahasiswa kedokteran bogor, tapi selanjutnya menandatangani kontrak masuk agar setelah lulus memberi pelayanan di wilayahnya. “Political will memang sedang dirancang walau belum disepakati,” akunya.
Lalu bagaimana dengan rencana pendidikan gratis? Sumandjaya tak bisa memastikannya, namun berjanji akan terus diupayakan dengan melihat kemampuan APBD. “Kita sedang membicarkan kemungkinan pendidikan gratis sembilan tahun,” tandasnya. Dia beralasan APBD sekarang masih minim dan perlu sekitar Rp200 miliar guna mewujudkannya.
Sehingga kedepan, bukan pendidikan gratis sembilan tahun, melainkan pendidikan dengan lokasi dan biaya terjangkau serta gratis bagi yang tak mampu. “Bukan lagi namanya kewajiban belajar sembilan tahun tetapi hak belajar sembilan tahun,” ujarnya.
Ini penting kata dia, karena IPM pendidikan Kabupaten Bogor terbawah kedua se Jawa Barat dengan rata-rata lama sekolahnya hanya 6,9 tahun.

Mendorong Tumbuhnya Investasi

Dalam misinya, pasangan Sae juga berjanji mengutamakan arah pembangunan Kabupaten Bogor lewat peningkatan perekonomian dan mendorong tumbuhnya investasi berbasis industri, pertanian, serta pariwisata.
Salah satunya menurut Sunmandjaya, dilakukan dalam bentuk pembangunan dan pembinaan sentra-sentra produksi industri, agrobisnis, pariwisata dan koperasi maupun UKM sesuai dengan potensi alam maupun SDM masing-masing desa atau kecamatan di Kabupaten Bogor. "Termasuk juga perbaikan infrastruktur yang menunjang pertumbuhan ekonomi seperti jalan raya dan irigasi," terangnya.
Sementara untuk mengatasi masalah warung remang-remang sekitar Parung dan Kemang, Sunmanjaya meminta jangan hanya menyalahkan PSK saja, tapi perlu juga ditindak para lelaki hidung belang termasuk pengelolanya. "Ada tiga permasalahan yang terkait persoalan itu, yakni moral spiritual keagamaan, pendidikan serta ekonominya. Tiga hal tersebut bisa dicarikan alternatif penyelesaian masalahnya, yang dapat dilakukan dengan pendekatan," katanya.
Sedangkan terkait pembangunan Pasar Parung, Ace Supeli mengatakan, awalnya proses pembangunan pasar tersebut telah melalui tahapan-tahapan pembangunan pasar yang sesuai aturan. "Tapi mengapa terbengkalai? Masalah ini menurut saya harus benar-benar dicermati, manajemen koordinasi dalam mengatasi ini bagi saya merupakan salah satu solusinya," pungkas Ace.


Bangun Puncak II
Bukan hanya Parung, wilayah Puncak juga menjadi prioritas Sae. Puncak yang kini makin sembrawut dan kumuh Sunmandjaya-Ace prihatin. Salah solusi mengatasi sembrawut dan macetnya Puncak dengan membuat jalur alternatif atau membangun kawasan puncak II. Tetapi harus ada koordinasi dengan kabupaten lain, seperti Cianjur. “Insya Allah program ini akan menjadi program unggulan. masalah pariwisata ini akan kami perhatikan karena telah masuk kedalam visi dan misi” beber Ace.
Menyikapi maraknya tempat-tempat maksiat di kawasan puncak, Sae kurang sepakat jika diatasi lewat kekerasan, namun harus dengan pencerahan. Kedua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang diusung oleh PKS ini berjanji akan menjalankan amanah yang telah diberikan dengan bertanggung.(radarbogor)


6/16/2008

Pede Maju Sendiri, PKS Segera Sosialisasikan Calon

Sunmandjaya - Ace Langsung Bergerak Cepat

CIBINONG - Setelah mendeklarasikan pasangan Sunmandjaya - Ace Supeli (SAE) sebagai Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Bogor, pengurus PKS Kabupaten Bogor langsung bergerak cepat. Seluruh organ mesin politik partai pun bergerak hingga ke akar rumput menyosialisasikan pasangan SAE melalui berbagai program sosialisasi mulai dari kampanye door to door hingga silaturahim dengan tokoh dan jaringan massa. Gerak cepat dilakukan PKS, untuk menjawab keraguan sejumlah pihak atas pasangan tersebut.
“Ace Supeli sudah diperhitungkan matang-matang. Ace punya kapasitas. Sebagai pengusaha bisa mengimbangi Sunmandjaya yang juga politisi. Gabungan ustadz-politisi dan pengusaha cocok membangun Kabupaten Bogor ke depan,” terang Sekretaris Umum DPD PKS Kabupaten Bogor Eka Wardhana.
Eka pun tidak menampik jika Ace Supeli kurang dikenal publik Kabupaten Bogor. Belajar dari pengalaman pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Barat April lalu, di mana Ahmad Heryawan-Dede Yusuf (HADE) yang awalnya tidak diperhitungkan, namun di luar dugaan bisa menang. “Dari situ saya bisa menyimpulkan masyarakat tidak melihat besar atau kecilnya partai. Masyarakat sekarang sudah cerdas,” ujarnya.
Selain itu lanjut Eka, pihaknya akan bekerja keas mendongkrak popularitas pasangan SAE. Hingga akhir Juni ini Tim Sukses SAE akan menyebarkan 2,5 juta pamplet dan Baliho untuk menyosialisasikan SAE. Ia yakin, menjelang masa kampanye nanti, popularitas SAE akan melonjak tajam hingga mendekati 90%. Sedangkan sisanya akan digenjot selama masa kampanye hingga menjelang pencoblosan nanti popularitsnya mencapai 100% dengan elektabilitas 50%, ujar Ketua Tim Sukses SAE Haris Faisal.

Sementara itu Ketua Tomda PKS Kabupaten Bogor Ade Dodo memaparkan beberapa alasan mengapa PKS memilih Ace Supeli. Saat digelindingkan secara internal, ternyata nama Ace mendapat dukungan dari kader, masyarakat serta ulama. Pria yang menjabat wakil ketua kadin itu, terang Dodo, sangat efektif dan efisien melakukan kampanye. Selain itu, Ace juga sudah memiliki pendukung yang sebagian besar berasal dari jaringan keluarga dan guru-guru agama di berbagai institusi, termasuk guru pondok pesantren.
“Kedekatan PKS dengan Ace sudah terjalin selama 10 tahun. Sejak 1998, dukungan Ace kepada perkembangan PKS tidak pernah mengendur,” ujarnya. Alasan kedua memilih Ace, sambung Dodo, untuk menjaga soliditas kader-kader PKS yang ada di akar rumput. “Terus terang pemilihan Ace Supeli lebih karena Tom Pusat melihat aspirasi dari kader PKS di Kabupaten Bogor,” tambahnya.
Anggota Tomda dari Dapil IV Wasto tak mau ketinggalan memberikan komentar. Dia menginformasikan Dapil IV dan Dapil V merupakan basis massa Ace. “Jadi, tidak benar kalau Ace tidak memiliki pendukung,” tegasnya. Wasto bahkan mengklaim suara PKS akan terdongkrak menjadi 40 persen pasca memilih sekretaris Gapensi Kabupaten Bogor itu. “Keluarga Pak Didin (Hafidhuddin) yang tersebar di Dapil 1, Dapil 2 dan Dapil 3 siap mendukungnya,” ujarnya.

Bagaimana reaksi Ace Supeli begitu namanya diusung PKS? Menurut dia, tiga bulan lalu dia tidak pernah berpikir menjadi calon bupati Bogor. Bahkan, sempat tiga kali menolak tawaran PKS. “Saya tidak mau terjerat korupsi,” ujarnya. Selanjutnya datang tawaran kedua dan ketiga dari PKS, namun Ace tetap menolaknya. “Baru pada tawaran keempat saya menerima,” katanya. Tawaran keempat itu diterima karena merasa PKS serius ingin menjadikannya calon wakil bupati. Tawaran PKS tersebut merupakan sebuah panggilan dakwah dalam bentuk yang lain. “Keinginan saya sederhana. Saya hanya ingin mengurangi kemiskinan di Kabupaten Bogor,” tandasnya. (Radar Bogor)

SAE Naik Perahu Daftar ke KPUD

CIBINONG - Hari terakhir pendaftaran calon bupati dan wakil bupati Bogor ke KPU dimanfaatkan secara maksimal oleh pasangan yang diusung PKS, Sumandjaya-Ace Supeli. Cara mereka mendaftar pun cukup unik, yakni naik perahu karet melewati Situ Cikaret menuju Kantor KPU Kabupaten Bogor. Ketika melewati situ yang panjangnya 300 meter itu, pasangan yang mengusung label SAE ini mendapat sambutan warga sekitar. Dengan mendaftarnya SAE, berarti ada lima pasangan calon yang maju ke Pilbup Bogor pada 24 Agustus nanti. Mereka adalah Rachmat Yasin-Karyawan Faturrahman (Rahman), Fitri Putra Nugraha alias Nungki-Endang Kosasih (Nu Sae), Iyus Djuher-Rusdi AS (Jurus), Maman Daning-Nurdin (An-Nur) dan terakhir Sumandjaya-Ace Supeli (SAE). “Sedangkan dua pasangan dari calon perseorangan lainnya, Gunawan-Suteno dan Adang-Wisynu, hampir dipastikan tidak akan lolos,” ujar Ketua KPU Kabupaten Bogor Aan Hanafiah. Selanjutnya, terang Aan, KPU Kabupaten Bogor akan memverifikasi terhadap lima pasangan pendaftar dalam tenggat waktu satu minggu ke depan.

Secara simultan, KPU akan bekerjasama dengan pihak luar untuk melakukan beberapa kegiatan seperti tes kesehatan atau verifikasi riwayat pendidikan. “Jika dalam tenggat waktu satu minggu ada beberapa persyaratan yang masih kurang, KPU Kabupaten Bogor memberikan waktu 14 hari pada setiap pasangan untuk melengkapi berkas. Bila ada calon yang tidak lulus, terpaksa kami coret. Termasuk jika tidak lolos cek kesehatan,” jelasnya. Sementara itu, ratusan simpatisan PKS tak henti-hentinya melantunkan lagu menyemangati pasangan SAE yang baru-baru ini melakukan soft launching di Rumah Makan Yun Yi Kecamatan Kemang. Beberapa anggota dewan Fraksi PKS, termasuk Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor Ade Dodo, tampak mengawal Sunmandjaya dan Ace Supeli. Ketua DPD PKS Ade Dodo mengatakan, PKS optimis memenangkan Pilkada dengan meraup sedikitnya 40 persen suara. “Dengan perolehan suara sebesar itu, kami yakin akan memenangkan Pilbup satu putaran,” katanya.
SAE, sambung Aan, merupakan pasangan paling lengkap menyertakan syarat-syarat pendaftaran, meskipun masih ada beberapa yang perlu ditambah. Menyikapi kelengkapan administrasi, Ade Dodo menyebutnya sebagai salah satu komitmen PKS ingin tertib administrasi. “Kami berharap dengan tertib administrasi, ke depannya akan semakin lancar,” harapnya. (Radar Bogor)