7/09/2008

SAE, Siap Beberkan Harta Kekayaan

Bogor, Pelita
Menyusul persyaratan yang ditetapan oleh KPU bahwa setiap pasangan calon yang maju dalam pilkada harus menyerahkan daftar kekayaannya, pasangan calon bupati Bogor yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Bogor Sunmandjaya Rukmandis dan Ace Supeli menyatakan siap untuk membeberkan seluruh harta benda yang mereka miliki ke KPUD .
Pasangan ini juga menyatakan siap untuk menjelaskan asal-usul harta benda yang mereka miliki, apakah dari hasil usaha, harta warisan atau dari usaha lainnya. Pada tahun 2004, saya sudah memiliki sertifikat dari KPKPN tentang jumlah harta yang saya miliki. Dan sebagai calon bupati Bogor, saya juga siap untuk diaudit masalah keuangan tersebut, kata Sunmandjaya Rukmandis, kepada wartawan di sela-sela soft launching pasangan Sae di rumah makan Yun Yi Kemang.
Lebih lanjut Sunmandjaya mengatakan, sebagai mantan pejabat publik, dirinya sudah tidak asing lagi dengan audit harta kekayaan. Dan memang hal tersebut harus dilakukan untuk mempertanggungjawabkan semua perolehan harta benda oleh pejabat publik tersebut. Saya akan membeberkan semua harta yang telah saya miliki, apakah ada penambahan atau ada pengurangan. Kalau ada penambahan berasal dari mana tambahan harta tersebut jelas Sunmandjaya.
Tidak berbeda dengan Sunmandjaya, calon wakil bupati Bogor yang diusung PKS Ace Supeli mengatakan jika dirinya juga siap diaudit harta kekayaannya sebagai salah satu persyaratan untuk maju dalam pilkada bupati Bogor. Saya juga siap untuk melaksanakan audit harta kekayaan. Saat ini, saya sedang mengcopy semua harta yang saya miliki. Kalau semua sudah difotocopy, pasti akan saya sertakan dalam berkas pasangan calon bupati Bogor, kata Ace Supeli.
Ace mengatakan, dirinya sudah menyiapkan semua berkas-berkas harta bendanya, baik harta benda bergerak mau pun tidak bergerak. Selain itu, dirinya juga sudah menyiapkan keterangan untuk semua harta benda yang kini ada dalam kekuasaannya.
Harta benda tersebut harus dipilah-pilah, maka yang dari hasil usaha dan mana yang berasal dari harta warisan orang tua. Itu harus dijelaskan asal-usulnya. Saat ini, saya juga sedang memilah-milah harta benda yang saya miliki, dan saya sertakan harta tersebut berasal atau bersumber dari mana? jelas Ace Supeli.
Sementara itu, ulama Bogor KH Didin Hafiduddin mengatakan pihaknya sangat mendukung pasangan Sae ini. Kedua tokoh yang diusung PKS Kabupaten Bogor untuk maju dalam pilkada bupati Bogor Sunmandjaya Rukmandis dan Ace Supeli adalah dua sosok yang sudah tidak asing baginya. Tidak hanya itu, Didin juga mengaku sudah mengetahui bagaimana sepak terjang kedua orang tersebut dalam upaya merubah Kabupaten Bogor.
Masyarakat Kabupaten Bogor sangat berharap pada Sae. Mereka adalah pasangan baru yang menjadi simbol keinginan masyarakat. Dan masyarakat Kabupaten Bogor juga sangat berharap pada kepemimpinan untuk bisa merubah kondisi Kabupaten Bogor menjadi lebih baik dari yang semula, jelas Didin Hafiduddin.

PKS Bogor Genjot Popularitas SAE

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta mesin politiknya untuk menggenjot popularitas pasangan H Tb Soenmandjaja SD dan H Ace Supeli (SAE), pada pemilihan Bupati/Wakil Bupati Bogor, yang saat ini dianggap masih rendah.
"Targetnya, selama tiga minggu ke depan, popularitas pasangan SAE akan meningkat hingga 90 persen dari saat ini sekitar 35 persen. Sedangkan sisa 10 persen agar mencapai popularitas 100 persen akan digenjot selama masa kampanye nanti," kata Haris Faisal, Ketua Tim Sukses pasangan SAE di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (17/6).
Pasangan SAE diusung oleh PKS dan pemilihan Bupati Bogor akan dilaksanakan pada Agustus 2008.
Haris Faisal menambahkan, puncak sosialisasi tahap II SAE akan ditutup dengan deklarasi besar-besaran (grand launching) pasangan itu pada tanggal 6 Juli 2008.
Mengenai strateginya, ia menjelaskan bahwa PKS Bogor sejak 17 Juni hingga 6 Juli 2008 mengerahkan sekitar 30.000 kadernya untuk sosialisasi tahap II pasangan SAE.
Sosialisasi tahap II dilakukan dengan metode kampanye "door to door" (dari pintu ke pintu) dengan target obyek kampanye sedikitnya 1,5 juta calon pemilih. Dengan demikian satu orang kader PKS melakukan "direct selling" (pengenalan langsung) pasangan SAE kepada sedikitnya 50 orang calon pemilih dalam tiga minggu.
"Kami akan bekali kader dengan 1,5 juta pamflet, 1,5 juta stiker, dan ribuan baliho," katanya.
Strategi berikutnya, kata dia, DPD PKS Kabupaten Bogor akan melakukan sosialisasi tahap III dengan target pemilih yang lebih fokus. "PKS juga akan melakukan riset untuk mengukur peta kekuatan politik para kandidat sebelum masa kampanye berlangsung," katanya.
Hingga kini, selain pasangan SAE yang diusung PKS, empat pasangan lain juga telah mendaftar di KPUD setempat, yakni Iyus Djuher dan Rusdi AS (Djurus) yang diusung Partai Demokrat (PD), kemudian pasangan Rachmat Yasin dan Karyawan Fathurrachman (Rachman) yang diusung PPP dan PDIP, Fitri Putra Nugraha dari Partai Golkar berpasangan dengan Endang Kosasih (Nu Sae), dan pasangan calon perseorangan Maman Daning dan Muhammad Nurdin (An Nur).
Iyus Djuher adalah mantan birokrat/pejabat Pemkab Bogor dan Rusdi AS masih menjabat Wakil Ketua DPRD. Rachmat Yasin adalah Ketua DPRD dan Ketua DPD PPP Kabupaten Bogor dan Karyawan Fathurrachman adalah Wakil Ketua DPRD dan Ketua DPD PDIP Kabupaten Bogor. Sementara itu Fitri Putra Nugraha adalah Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor dan putra Bupati Bogor saat ini Agus Utara Effendi, sedangkan Endang Kosasih adalah anggota DPR-RI dari PPP.
Pasangan Maman Daning dan Muhammad Nurdin selama ini dikenal sebagai pengusaha, sedangkan Soenmandjaja dikenal sebagai tokoh yang matang dengan pengalaman organisasi dan politik di level nasional dan Ace Supeli dalam kesehariannya duduk sebagai Wakil Ketua Kadin Kabupaten Bogor bidang Koperasi dan Kesejahteraan Rakyat.

Satu putaran
Sementara itu, Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor, Ade Dodo optimis pasangan SAE akan terpilih sebagai bupati/wakil bupati Kabupaten Bogor.
Bahkan, ia yakin bisa menang dalam satu putaran dengan target perolehan suara sekitar 750 ribu suara.
Dukungan terhadap pasangan SAE terus mengalir dari berbagai pihak seperti dari tokoh masyarakat, Ormas Islam, sejumlah partai antara lain PBB, PKPI, dan Partai Hanura.
"Kami menerjunkan 500 ustadz yang kami sebar ke 40 kecamatan di Kabupaten Bogor," katanya lalu menambahkan seluruh kader PKS siap bekerja keras untuk memenangkan pasangan SAE.
Pihaknya menyadari masih banyak pihak tidak memfavoritkan pasangan SAE. "Namun itu justru menjadi tantangan bagi kami, dan akan menjawab dengan kerja keras dan soliditas kader," kata Ade Dodo.
Dalam satu kesempatan, Soenmandjaja menyatakan bahwa wajah baru dibutuhkan untuk memimpin daerah itu.
"Sulit kita berharap adanya perubahan yang signifikan dalam pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Bogor bila wajah-wajah lama yang menjadi pemimpinnya. Karenanya, kami dengan restu dan dukungan masyarakat Kabupaten Bogor, berkeyakinan mampu menawarkan wajah baru kabupaten ini bila terpilih dalam Pilkada Agustus mendatang," katanya.

Sumber: Gatra

PKS Kabupaten Bogor Genjot Popularitas SAE

Setelah memenangi pilkada di sejumlah daerah pinggiran Jakarta, seperti di Kota Depok, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Tangerang, Partai Keadilan Sejahtera kembali ingin memenangi Pilkada Kabupaten Bogor yang akan digelar Agustus mendatang. Untuk itu, PKS meminta mesin politiknya untuk menggenjot popularitas pasangan H Tb Soenmandjaja SD dan H Ace Supeli atau SAE yang saat ini dianggap masih rendah.

"Targetnya, selama tiga minggu ke depan popularitas pasangan SAE akan meningkat hingga 90 persen dari saat ini sekitar 35 persen. Sedangkan sisa 10 persen agar mencapai popularitas 100 persen akan digenjot selama masa kampanye nanti," kata Haris Faisal, Ketua Tim Sukses pasangan SAE di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (17/6).

Haris Faisal menambahkan, puncak sosialisasi tahap II SAE akan ditutup dengan deklarasi besar-besaran (grand launching) pasangan itu pada tanggal 6 Juli 2008.

Mengenai strateginya, Haris menjelaskan bahwa PKS Bogor sejak 17 Juni hingga 6 Juli 2008 mengerahkan sekitar 30.000 kadernya untuk sosialisasi tahap II pasangan SAE. Sosialisasi tahap II dilakukan dengan metode kampanye dari pintu ke pintu alias door to door dengan target obyek kampanye sedikitnya 1,5 juta calon pemilih. Dengan demikian satu orang kader PKS melakukan pengenalan langsung pasangan SAE kepada sedikitnya 50 orang calon pemilih dalam tiga minggu. "Kami akan bekali kader dengan 1,5 juta pamflet, 1,5 juta stiker, dan ribuan baliho," katanya.

Strategi berikutnya, kata dia, DPD PKS Kabupaten Bogor akan melakukan sosialisasi tahap III dengan target pemilih yang lebih fokus. "PKS juga akan melakukan riset untuk mengukur peta kekuatan politik para kandidat sebelum masa kampanye berlangsung," katanya.

Sumber: Kompas

Een Rukmandis Intensif Dampingi Suami

Ny Eem Teminawati Rukmandis tak pernah menyangka suaminya, Sunmanjaya Rukmandis mendapat amanah sebagai calon bupati Bogor. Berkat kebiasaannya berkumpul dan berbicara di depan orang banyak, membuat ibu delapan anak ini terus mengkampanyekan sang suami yang berpasangan dengan Ace Supeli (SAE). Seperti apa aktivitasnya?

Keriuhan terdengar dari rumah berlantai dua di Jalan KH Sholeh Iskandar, Gang Saiyan Idi, Kampung Salabenda, Desa Parakanjaya, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Ya, keramaian itu berasal dari suara bocah-bocah berseragam oranye yang berjejer di halaman rumah sang pemilik. Mereka ini siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang mendapatkan pembelajaran dari Ny Eem Teminawati.
Tak terlalu sulit mencari kediaman Sunmanjaya Rukmandis yang terkenal sebagai pendakwah ini. Selain dekat dengan areal Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ummul Quro, warga sekitar sudah mengetahui rumah alumni Fakultas Hukum UIKA ini. Apalagi rumah bercat putih ini memiliki teralis bersimbol padi dan kapas.
Tak hanya itu, saat Radar Bogor memasuki ruang tamu, simbol lambang partai keadilan sejahtera (PKS) terlihat pada setiap teralis tangga rumah tersebut.
“Mari, silahkan masuk Mbak,” kata Ny Eem yang juga seorang aktivis pencinta alam.
Mengenakan jilbab putih, wanita berusia 46 tahun ini langsung mengajak dan mempersilahkan Radar duduk. Pagi itu keramaian dari suara anak-anak PAUD di kediamannya cukup gaduh. “Kebetulan, ada pengurus kewanitaan PKS membantu menyiapkan undangan untuk walimah anak saya,” ujar Ny Eem membuka pembicaraan.
Akhirnya, Ny Eem beserta dua tamunya yang juga tim sukses mengajak Radar ke ruang tamu depan. Dinding dan ruangan depan terlihat baru, berbeda dengan bagian belakang yang menjadi tempat belajar anak PAUD.
Tampak juga undangan pernikahan anak pertamanya tertumpuk rapi di meja tamu bersamaan hidangan yang disediakan sang pemilik.
Menurut Ny Eem, pertemuan hingga pernikahan dengan Sunmanjaya terbilang unik. Selain proses menuju pernikahan yang cepat, perkenalan keduanya pun diawali tawaran sang adik yang kala itu mengikuti training ke-Islaman dengan bimbingan sang suami.
Akhirnya, keduanya berkenalan dan tak selang berapa lama Sunmanjaya bersama ayah dan kakaknya datang kembali ke Cirebon untuk melamar. Dua bulan kemudian keduanya menikah dan Ny Eem pun langsung diboyong sang suami ke Bogor.

Setelah berumah tangga dan memiliki buah hati, tak membuat Ny Eem menghentikan aktivitas di luar rumah. Apalagi, sebelum bertemu suaminya, alumni SMAN 2 Cirebon ini adalah aktivis. Ia pun sempat bekerja di Sekretariat YPIKA membantu mantan Menteri Pertanian, AM Saefudin. “Karena punya anak, akhirnya saya berhenti,” ujarnya, seraya mengatakan status PNS juga ia tinggalkan.
Namun, hal tersebut tak membuat Ny Eem berdiam diri. Seizin suaminya, ia pun mengadakan pengajian kecil hingga akhirnya terbentuk menjadi sebuah majelis taklim bernama Nisa Kreatif. Awalnya pengajian ini khusus untuk perempuan, tapi karena peminatnya makin banyak, dia pun membentuk grup pengajian untuk kaum Adam. “Pengajian ini fokus untuk belajar Alquran, tapi pada momen-momen tertentu, kami juga mengundang ustad untuk ceramah agama dan belajar keterampilan,” jelas Ny Eem.

Tak sekadar belajar tahsin Alquran, Ny Eem membagi pengajiannya beberapa termin dan dua kelompok, yakni tahsin dan tahfidz hingga pembagian sertifikat.
Tak berhenti di situ, kepeduliannya terhadap dunia pendidikan membuat ibu Ayub Abdusalam ini membuka PAUD di tempat tinggal sebelumnya, yaitu Gang Karet Tanahsareal, Kota Bogor.
Minat terhadap agama dan pendidikan itupun berlanjut di kediamannya yang baru di Salabenda, Kemang, Kabupaten Bogor. Ia kembali membentuk PAUD dan majelis taklim ibu-ibu.
Meskipun tetap sibuk, saat ini Ny Eem lebih banyak memantau dan membina kelompok pengajian yang ada di Kota Bogor. Tiga kali seminggu, wanita berkulit putih ini membina majelis taklimnya. Apalagi setelah suaminya mendapat amanah sebagai calon bupati Bogor dari PKS.
Ia tak kaget dengan status tersebut karena sejak awal suaminya salah seorang deklarator partai berlambang padi kapas tersebut.
Namun Ny Eem mengaku tetap berat bila mengingat usia suaminya. Tapi karena kuatnya permintaan para kader PKS di Kabupaten Bogor dan pusat, membuat ia harus mendukung sang suami.
“Perasaan saya ketika itu sangat berat, apalagi Bapak juga ingin tenang dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan mendidik anak-anak. Tapi karena permintaan beberapa kali dari partai, meski berat Bapak akhirnya mengiyakan. Itu sesudah ada izin dari saya,” jelas Eem.
Tak sekadar menyetujui, Ny Eem juga menyertainya dengan doa dan berusaha agar suaminya sukses menjalankan amanah partai.
Saat ini aktivitas pengajian semakin intensif. Belakangan, bahkan Ny Eem pun turun langsung mengunjungi beberapa pelosok daerah di Kabupaten Bogor.
Dia mengaku, sejak awal pernikahan, suaminya terkenal dengan kesibukkannya, baik sebagai dosen, penceramah hingga pembimbing haji dan umroh. Kesibukan semakin bertambah seiring pencalonan sebagai bupati Bogor. “Sejak awal saya selalu mendukung aktivitas Bapak,” ujarnya.
Yang menarik, kata dia, PKS memiliki tim yang solid, sehingga para kader wanita PKS langsung membuat agenda khusus untuk dirinya agar lebih intensif mengunjungi kaum wanita maupun mengisi kegiatan majelis taklim.
Berkat dukungan dan kepercayaan dari kader dan simpatisan, Ny Eem mengaku siap menghadapi pertarungan Pilkada 24 Agustus mendatang. “Pokoknya bekerja semaksimal mungkin, hasilnya kami serahkan pada Allah,” pungkasnya.(radar bogor)