7/09/2008

Een Rukmandis Intensif Dampingi Suami

Ny Eem Teminawati Rukmandis tak pernah menyangka suaminya, Sunmanjaya Rukmandis mendapat amanah sebagai calon bupati Bogor. Berkat kebiasaannya berkumpul dan berbicara di depan orang banyak, membuat ibu delapan anak ini terus mengkampanyekan sang suami yang berpasangan dengan Ace Supeli (SAE). Seperti apa aktivitasnya?

Keriuhan terdengar dari rumah berlantai dua di Jalan KH Sholeh Iskandar, Gang Saiyan Idi, Kampung Salabenda, Desa Parakanjaya, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Ya, keramaian itu berasal dari suara bocah-bocah berseragam oranye yang berjejer di halaman rumah sang pemilik. Mereka ini siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang mendapatkan pembelajaran dari Ny Eem Teminawati.
Tak terlalu sulit mencari kediaman Sunmanjaya Rukmandis yang terkenal sebagai pendakwah ini. Selain dekat dengan areal Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ummul Quro, warga sekitar sudah mengetahui rumah alumni Fakultas Hukum UIKA ini. Apalagi rumah bercat putih ini memiliki teralis bersimbol padi dan kapas.
Tak hanya itu, saat Radar Bogor memasuki ruang tamu, simbol lambang partai keadilan sejahtera (PKS) terlihat pada setiap teralis tangga rumah tersebut.
“Mari, silahkan masuk Mbak,” kata Ny Eem yang juga seorang aktivis pencinta alam.
Mengenakan jilbab putih, wanita berusia 46 tahun ini langsung mengajak dan mempersilahkan Radar duduk. Pagi itu keramaian dari suara anak-anak PAUD di kediamannya cukup gaduh. “Kebetulan, ada pengurus kewanitaan PKS membantu menyiapkan undangan untuk walimah anak saya,” ujar Ny Eem membuka pembicaraan.
Akhirnya, Ny Eem beserta dua tamunya yang juga tim sukses mengajak Radar ke ruang tamu depan. Dinding dan ruangan depan terlihat baru, berbeda dengan bagian belakang yang menjadi tempat belajar anak PAUD.
Tampak juga undangan pernikahan anak pertamanya tertumpuk rapi di meja tamu bersamaan hidangan yang disediakan sang pemilik.
Menurut Ny Eem, pertemuan hingga pernikahan dengan Sunmanjaya terbilang unik. Selain proses menuju pernikahan yang cepat, perkenalan keduanya pun diawali tawaran sang adik yang kala itu mengikuti training ke-Islaman dengan bimbingan sang suami.
Akhirnya, keduanya berkenalan dan tak selang berapa lama Sunmanjaya bersama ayah dan kakaknya datang kembali ke Cirebon untuk melamar. Dua bulan kemudian keduanya menikah dan Ny Eem pun langsung diboyong sang suami ke Bogor.

Setelah berumah tangga dan memiliki buah hati, tak membuat Ny Eem menghentikan aktivitas di luar rumah. Apalagi, sebelum bertemu suaminya, alumni SMAN 2 Cirebon ini adalah aktivis. Ia pun sempat bekerja di Sekretariat YPIKA membantu mantan Menteri Pertanian, AM Saefudin. “Karena punya anak, akhirnya saya berhenti,” ujarnya, seraya mengatakan status PNS juga ia tinggalkan.
Namun, hal tersebut tak membuat Ny Eem berdiam diri. Seizin suaminya, ia pun mengadakan pengajian kecil hingga akhirnya terbentuk menjadi sebuah majelis taklim bernama Nisa Kreatif. Awalnya pengajian ini khusus untuk perempuan, tapi karena peminatnya makin banyak, dia pun membentuk grup pengajian untuk kaum Adam. “Pengajian ini fokus untuk belajar Alquran, tapi pada momen-momen tertentu, kami juga mengundang ustad untuk ceramah agama dan belajar keterampilan,” jelas Ny Eem.

Tak sekadar belajar tahsin Alquran, Ny Eem membagi pengajiannya beberapa termin dan dua kelompok, yakni tahsin dan tahfidz hingga pembagian sertifikat.
Tak berhenti di situ, kepeduliannya terhadap dunia pendidikan membuat ibu Ayub Abdusalam ini membuka PAUD di tempat tinggal sebelumnya, yaitu Gang Karet Tanahsareal, Kota Bogor.
Minat terhadap agama dan pendidikan itupun berlanjut di kediamannya yang baru di Salabenda, Kemang, Kabupaten Bogor. Ia kembali membentuk PAUD dan majelis taklim ibu-ibu.
Meskipun tetap sibuk, saat ini Ny Eem lebih banyak memantau dan membina kelompok pengajian yang ada di Kota Bogor. Tiga kali seminggu, wanita berkulit putih ini membina majelis taklimnya. Apalagi setelah suaminya mendapat amanah sebagai calon bupati Bogor dari PKS.
Ia tak kaget dengan status tersebut karena sejak awal suaminya salah seorang deklarator partai berlambang padi kapas tersebut.
Namun Ny Eem mengaku tetap berat bila mengingat usia suaminya. Tapi karena kuatnya permintaan para kader PKS di Kabupaten Bogor dan pusat, membuat ia harus mendukung sang suami.
“Perasaan saya ketika itu sangat berat, apalagi Bapak juga ingin tenang dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan mendidik anak-anak. Tapi karena permintaan beberapa kali dari partai, meski berat Bapak akhirnya mengiyakan. Itu sesudah ada izin dari saya,” jelas Eem.
Tak sekadar menyetujui, Ny Eem juga menyertainya dengan doa dan berusaha agar suaminya sukses menjalankan amanah partai.
Saat ini aktivitas pengajian semakin intensif. Belakangan, bahkan Ny Eem pun turun langsung mengunjungi beberapa pelosok daerah di Kabupaten Bogor.
Dia mengaku, sejak awal pernikahan, suaminya terkenal dengan kesibukkannya, baik sebagai dosen, penceramah hingga pembimbing haji dan umroh. Kesibukan semakin bertambah seiring pencalonan sebagai bupati Bogor. “Sejak awal saya selalu mendukung aktivitas Bapak,” ujarnya.
Yang menarik, kata dia, PKS memiliki tim yang solid, sehingga para kader wanita PKS langsung membuat agenda khusus untuk dirinya agar lebih intensif mengunjungi kaum wanita maupun mengisi kegiatan majelis taklim.
Berkat dukungan dan kepercayaan dari kader dan simpatisan, Ny Eem mengaku siap menghadapi pertarungan Pilkada 24 Agustus mendatang. “Pokoknya bekerja semaksimal mungkin, hasilnya kami serahkan pada Allah,” pungkasnya.(radar bogor)

Tidak ada komentar: