8/15/2008

Surat Suara tak Punya Lipatan

Setelah di-deadline agar logistik Pilbup Bogor tersalurkan ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sebelum 20 Agustus, anggota KPU Kabupaten Bogor langsung bergerak.
Kemarin, sekretaris KPU Nuradi dan tiga anggota KPU Kabupaten Bogor, Haryanto Surbakti, Romli Eko Wahyudi serta Achmad Fauzi, langsung mendatangi percetakan surat suara PT Betawimas Cemerlang di Desa Cikiwul Kota Bekasi.
Setibanya di sana mereka langsung melihat hasil cetakan surat suara yang sebagian sudah jadi cukup bagus. Artinya, sama persis yang diinginkan KPU.
Radar Bogor sempat membandingkan surat suara pemilihan bupati (Pilbup) Bogor dengan surat suara pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Barat yang digelar 12 April lalu. Dari segi kualitas, cetakan kartu suara Pilbup tampak lebih bagus. Gambarnya lebih terang dan kertasnya pun lebih tebal serta putih.
Kendati puas dengan hasil cetakan, namun anggota KPU masih diliputi kekhawatiran. Pasalnya, surat suara yang sudah tercetak dan siap didistribusikan itu tidak dalam bentuk lipatan alias terlipat. Malahan tanda lipatan pun tak tampak.
“Tidak adanya tanda lipatan tersebut, dikhawatirkan membuat anggota PPK salah melipat dan menambah pekerjaan,” kata Ketua Divisi Organisasi, Logistik dan Keuangan KPU Kabupaten Bogor, Haryanto Surbakti.
Menurutnya, bila semua surat suara sudah didistribusikan pada 20 Agustus, maka PPK di setiap kecamatan harus bisa melipat surat suara tiga hari atau satu hari sebelum pencobosan.
“Mudah-mudahan saja bisa. Kami juga memberikan teknis pelipatan surat suara kepada teman-teman PPK. Tapi kami masih khawatir,” kata Haryanto.
Jumlah surat suara yang tercetak sebanyak 2.800.701 lembar, plus 2,5 persen cadangan bila ternyata ada yang rusak. Surat suara Pilbup sendiri dilipat lima sesuai jumlah pasangan calon yang bertarung. Ini sangat berbeda dengan Pilgub lalu yang hanya tiga lipatan.
Dalam surat suara, pasangan Djurus memilih background foto berwarna biru tua. Keduanya mengenakan jas dan kopiah serta berdasi. Pasangan HMD-N memakai busana berkalungkan sarung dan memakai kopiah. Background foto mereka coklat.
Pasangan nomor urut tiga, Sae, memakai baju koko batik dengan kopiah. Latar belakang foto mereka biru berbalut putih.
Sedangkan pasangan nomor urut empat, Nu Sae, memilih background foto kuning cerah. Pasangan ini tampil beda dengan tidak mengenakan kopiah. Terakhir, pasangan nomor Rahman mengenakan jas, berdasi dan berkopiah. Background foto mereka oranye yang bercampur merah.
Direktur PT Betawimas Cemerlang, Andy Mudjiadi mengatakan, kertas suara Pilbup ini berbahan kertas U.V.Dull 80 gram. “Jenis kertas ini berbeda dari kertas lainnya. Kami memesannya secara khusus di PT Purbautama,” klaimnya.
Kelebihan lainnya, surat suara yang dicetak dengan biaya hampir Rp1 miliar ini dilengkapi dengan pengaman sehingga sulit dipalsukan. “Kami menggunakan semacam security khusus agar tidak bisa ditiru atau diperbanyak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” lanjutnya.
Andy menargetkan, surat suara sudah selesai dan didistribusikan ke masing-masing kecamatan maksimal 20 Agustus mendatang.
Selain memantau surat suara, KPU juga memantau pembuatan kartu pemilih yang dilakukan di Purwokerto. Sekretaris KPU Nuradi dan Ketua Divisi Humas Achmad Fauzi setelah dari Bekasi langsung bergerak ke sana. “Jumat nanti baru akan kita umumkan bagaimana perkembangan percetakan kartu pemilih,” kata Fauzi.
Sementara itu, KPU hingga kemarin baru mendistribusikan kotak suara ke seluruh kecamatan. Surat model C untuk berita acara penghitungan suara di tingkat TPS juga sudah mulai didistribusikan ke beberapa kecamatan. Sedikitnya ada 53 item logistik yang harus sampai ke PPK sebelum 20 Agustus mendatang.

Tidak ada komentar: